Cara Menilai Rasa Makanan - Nion Nion

Cara Menilai Rasa Makanan: “Enak” Itu Harus Ada Ukurannya

Cara Menilai Rasa Makanan – Setiap orang pasti pernah mencicipi makanan dan langsung berkomentar, “Wah, enak banget!” atau sebaliknya, “Kurang enak, ya.” 

Namun, pernahkah kamu berpikir, sebenarnya apa sih arti dari “enak” itu? Kenapa satu makanan bisa dinilai enak oleh satu orang, tapi biasa saja bahkan kurang sedap bagi orang lain? 

Dalam dunia kuliner yang terus berkembang, terutama di era media sosial dan review digital seperti sekarang, kata “enak” menjadi kurang cukup untuk menggambarkan kualitas rasa sebuah makanan.

Ketika seseorang memberikan ulasan makanan, baik itu di blog, media sosial, atau platform ulasan restoran, penilaian rasa yang subjektif harus mulai bergeser ke arah yang lebih objektif. 

Jika kamu sedang belajar cara menjadi food blogger, mungkin perlu menyimak cara menilai rasa makanan berdasarkan parameter yang tepat di bawah ini. 

Mengapa Menilai “Ini Enak” Saja Tidak Cukup?

“Enak itu relatif.” Ungkapan ini sering kita dengar, dan memang ada benarnya. Rasa adalah pengalaman sensorik yang sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pengalaman makan sebelumnya, hingga kondisi fisik dan emosional seseorang saat mencicipi. 

Namun, ketika kita ingin mengulas makanan secara lebih profesional, pernyataan “ini enak” saja tidak memberikan informasi yang cukup untuk orang lain.

Sebagai contoh, jika kamu menulis ulasan tentang sebuah restoran yang menyajikan rendang, hanya menuliskan bahwa “rendangnya enak” tidak akan membantu pembaca memahami seperti apa rasa rendang itu. 

Apakah dagingnya empuk? Bagaimana dengan rasa rempahnya, apakah cukup kuat? Apakah teksturnya berminyak atau kering? Semua aspek ini adalah bagian dari penilaian rasa yang harus dijelaskan agar pembaca dapat membayangkan pengalaman makan tersebut.

Selain itu, ulasan yang hanya berdasarkan selera pribadi cenderung bias. Bisa jadi kamu suka makanan manis, lalu menyebut es krim tertentu sebagai “terlalu manis” padahal bagi orang lain justru pas. 

Maka dari itu, kita perlu memiliki kerangka penilaian yang lebih netral agar ulasan menjadi lebih bermanfaat dan bisa dijadikan referensi bagi banyak orang.

Baca juga: Resep Tahu Tomat, Memasak Tahu Saus Asam Manis Di Dalam Tomat

Cara Menilai Rasa Makanan dengan Parameter yang Tepat

Cara Menilai Rasa Makanan Dengan Parameter - Nion Nion

Bukan hanya sekadar karena suka atau tidak suka, tapi berdasarkan parameter yang jelas. Apalagi jika kita berbicara dalam konteks bisnis kuliner, kemampuan menilai rasa secara profesional akan sangat membantu dalam mengembangkan produk makanan yang benar-benar disukai banyak orang.

Untuk menilai rasa makanan secara lebih objektif, ada beberapa parameter dasar yang bisa digunakan:

1. Rasa (Flavor)

Apakah rasanya manis? pahit, atau? Seimbangkah rasanya? Apakah rasa utama dari bahan makanan terasa dominan atau justru tertutup oleh bumbu?

2. Aroma (Smell)

Aroma atau food odor sangat mempengaruhi persepsi rasa. Beritahu bagaimana indra pencium mu merasakan aroma dari makanan tersebut.

3. Tekstur (Texture)

Tekstur mencakup kelembutan, kerenyahan, kekenyalan, atau kekerasan makanan. Apakah sesuai dengan jenis makanannya?

4. Tampilan (Presentation)

Mata juga ikut “makan”. Penampilan makanan yang menarik bisa menambah nilai rasa secara keseluruhan.

5. Aftertaste

Rasa yang tertinggal setelah makanan ditelan juga menjadi penilaian penting. Apakah ada rasa pahit yang tertinggal? Apakah ada rasa gurih yang melekat?

6. Keseimbangan Bumbu

Apakah bumbu menyatu dengan bahan utama? Apakah ada yang terlalu dominan atau malah kurang terasa?

Dengan menggunakan parameter ini, seseorang bisa memberikan penilaian yang lebih rinci, misalnya: “Ayam bakar ini memiliki rasa gurih yang meresap hingga ke dalam daging, dengan aroma asap yang kuat namun tidak menyengat. 

Teksturnya empuk dengan bagian kulit yang garing, dan aftertaste-nya meninggalkan rasa manis dari kecap yang dibakar sempurna.”

Baca juga: Intip Pabrik Pembuatan Bawang Goreng dan Produk Bawang Lainnya

Contoh Cara Menilai Rasa Bawang Goreng

Cobain Bawang Goreng Nion Nion Yuk

Sebagai contoh konkret, mari kita lihat bagaimana cara menilai rasa makanan sederhana seperti bawang goreng.

  • Rasa: Bawang goreng yang baik memiliki rasa gurih alami dari bawang itu sendiri. Tidak pahit, tidak hambar.
  • Aroma: Aroma harum khas bawang yang digoreng dengan baik akan tercium kuat. Jika gosong, biasanya aromanya pahit dan tidak sedap.
  • Tekstur: Harus renyah. Tidak boleh terlalu lembek atau berminyak. Kerenyahan adalah daya tarik utama bawang goreng.
  • Warna: Warna emas kecokelatan menunjukkan bawang digoreng pada suhu dan waktu yang tepat. Warna terlalu gelap biasanya menunjukkan proses penggorengan terlalu lama.
  • Aftertaste: Setelah dikunyah dan ditelan, rasa gurih seharusnya masih terasa di mulut, bukan rasa pahit atau gosong.
  • Konsistensi : Apakah seluruh bagian bawang goreng memiliki tingkat kematangan yang sama? Jika ada yang terlalu matang dan ada yang masih mentah, itu menandakan proses produksi yang kurang baik.

Dengan menggunakan pendekatan ini, ulasan tentang produk bawang goreng dan produk apapun akan jauh lebih informatif dan membantu pembaca atau calon pembeli dalam menentukan pilihan.

Tertarik mereview bawang goreng dari Nion Nion “bawang goreng nomor #1”? Jika iya, yuk cobain bawang gorengnya dengan mengklik web berikut: bawanggorengnion.com.

Baca juga: Kenapa Nasi Goreng Solaria Enak? Ini Bedanya Dengan Buatan Sendiri

Coba Menilai Rasa Dengan Tepat Dari Sekarang!

Cara menilai rasa makanan tidak bisa sembarangan, apalagi hanya sekedar berkata “ini enak”. Tapi bagaimana kita bisa menyampaikan pengalaman tersebut ke orang lain secara detail dan objektif. 

Dengan membiasakan diri menggunakan parameter penilaian yang tepat, kita tidak hanya akan menjadi penikmat makanan yang lebih cermat, tapi juga bisa berkontribusi pada peningkatan kualitas dunia kuliner secara keseluruhan.

Selamat mencoba!

Artikel Terkait