Telur balut, makanan yang dikenal sebagai kuliner ekstrem khas Asia Tenggara, belakangan ini semakin populer. Viral di TikTok dan banyak dibicarakan, balut membuat orang penasaran dengan rasa dan cara menikmatinya.Â
Tapi, apakah Anda tahu apa sebenarnya telur balut itu? Dari sejarah hingga pertanyaan besar mengenai kehalalannya, mari kita bahas secara lengkap dalam artikel ini.
Apa Itu Telur Balut?
Telur balut adalah telur bebek atau ayam yang telah dibuahi dan diinkubasi selama beberapa hari, biasanya 18 hingga 21 hari, sampai embrio di dalamnya berkembang.
Telur ini kemudian direbus dan disantap sebagai camilan atau hidangan ringan.
Balut dikenal di Filipina, Vietnam, Thailand, hingga China, dan sering dijual sebagai jajanan kaki lima.
Makanan ini unik karena tidak hanya mengandung cairan telur biasa, tetapi juga embrio bebek atau ayam yang sudah memiliki bentuk fisik seperti bulu, paruh, dan mata.
Rasanya? Banyak yang menggambarkannya gurih, seperti sup ayam, dengan kuning telur yang creamy mirip custard, dan embrio yang lembut namun sedikit bertekstur.
Tidak jarang, penampilan visualnya membuat orang enggan mencoba, tetapi bagi para penikmatnya, balut adalah pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Bagaimana Cara Pembuatannya?
Proses pembuatan balut cukup unik. Telur bebek diinkubasi di dalam wadah anyaman besar yang disebut taong.Â
Setelah 5 hari, telur diperiksa menggunakan penerangan untuk melihat apakah telah dibuahi.
Jika sudah, telur akan terus diinkubasi hingga mencapai tahap perkembangan embrio yang diinginkan.
Pada hari ke-18 atau ke-21, telur direbus dalam air mendidih dan siap disajikan.
Di Filipina, balut biasanya dinikmati dengan garam, cuka, atau rempah-rempah lain yang memperkaya rasanya.
Rasa dan Cara Menikmati
Bagi yang belum pernah mencobanya, rasa balut mungkin sulit dibayangkan. Berikut adalah deskripsi rasa dan tekstur bagian-bagian telur balut:
- Cairan Telur: Cairan ini sering disebut “sup balut” karena rasanya yang gurih dan kaya, bahkan lebih nikmat dibandingkan kaldu ayam.
- Kuning Telur: Mirip custard dengan sedikit rasa amis. Teksturnya lembut dan creamy, namun terasa semakin padat saat dimakan.
- Albumen (Putih Telur): Bagian ini cenderung keras dan biasanya tidak dimakan.
- Embrio Bebek: Bagian yang paling menantang. Tekstur daging dan tulangnya lembut, seperti mousse dengan sedikit rasa gurih.
Meski penampilannya mungkin terlihat ekstrem, banyak wisatawan asing dan penduduk lokal menikmati balut karena rasanya yang unik dan pengalaman kuliner yang ditawarkan.
Apakah Telur Balut Halal?
Sebagai umat Muslim, penting untuk memastikan kehalalan makanan yang kita konsumsi. Bagaimana dengan telur balut?
Dalam pandangan Islam, balut dianggap tidak halal untuk dikonsumsi. Mengapa demikian?
1. Bangkai: Embrio bebek di dalam balut dianggap sebagai bangkai karena tidak melalui proses penyembelihan yang sesuai syariat Islam.
2. Konteks Al-Quran: Dalam QS. Al-Maidah: 3, Allah mengharamkan konsumsi bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang tidak disembelih dengan nama-Nya.
Fatwa ulama juga menyebutkan bahwa embrio dalam balut sudah dianggap sebagai unggas kecil yang sempurna, sehingga statusnya adalah bangkai. Dengan demikian, umat Muslim disarankan untuk menghindari konsumsi balut.
Nutrisi Yang Terkandung
Meskipun kehalalannya menjadi perdebatan, tidak dapat disangkal bahwa balut adalah makanan yang kaya gizi. Berikut adalah kandungan nutrisi dalam satu telur balut:
- Kalori: 188 kalori.
- Protein: Tinggi, cocok untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Kalsium: 116 mg, baik untuk kesehatan tulang.
- Zat Besi: 2 mg, mendukung produksi sel darah merah.
- Beta Karoten: Sebagai antioksidan alami.
Namun, ada hal yang perlu diwaspadai, yaitu tingginya kadar kolesterol dalam kuning telur balut, yang mencapai 359 mg.
Ini melebihi rekomendasi asupan harian kolesterol, sehingga konsumsi berlebihan tidak disarankan.
Sejarah dan Budaya di Balik Telur Balut
Telur balut tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya yang kaya.
Sejarahnya dimulai dari Tiongkok, di mana telur bebek diinkubasi untuk memperpanjang masa simpannya sebelum lemari pendingin ditemukan.
Tradisi ini kemudian menyebar ke Filipina melalui pedagang China pada abad ke-16.
Di sana, balut menjadi bagian dari identitas kuliner lokal dan kini menjadi camilan malam yang populer.
Di Filipina, balut sering dikaitkan dengan mitos dan takhayul. Contohnya, wanita hamil yang makan balut dipercaya akan melahirkan bayi berbulu.
Selain itu, balut dianggap sebagai afrodisiak karena kandungan proteinnya yang tinggi.
Telur Balut: Simbol Keberanian Wisata Kuliner
Balut sering muncul dalam daftar “makanan ekstrem” yang direkomendasikan bagi wisatawan pemberani. Makanan ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga pengalaman menikmati kuliner yang berbeda dari biasanya.
Banyak turis mencoba balut untuk merasakan budaya Filipina secara langsung. Bagi penduduk lokal, balut adalah simbol kehangatan rumah dan kenangan masa kecil.
Terlepas dari penampilannya yang unik, ada beberapa alasan mengapa balut tetap menjadi makanan yang diminati:
1. Kandungan Gizi: Tinggi protein dan kaya akan nutrisi penting.
2. Rasa Unik: Kombinasi gurih, creamy, dan sedikit amis yang khas.
3. Budaya Lokal: Sebagai bagian dari tradisi yang mendalam.
Coba Bawang Goreng di Nion Nion Disini!
Namun, bagi umat Muslim, balut sebaiknya hanya menjadi pengalaman kuliner secara visual, tanpa mencicipinya.
Telur balut adalah makanan unik yang menawarkan pengalaman berbeda bagi para penikmatnya. Meskipun bentuknya tidak biasa, balut memiliki rasa yang kaya dan kandungan nutrisi yang tinggi.Â
Namun, bagi umat Muslim, makanan ini tidak termasuk kategori halal karena embrio di dalamnya dianggap bangkai.
Apakah Anda tertarik untuk mencoba atau hanya ingin tahu lebih banyak tentang balut? Apa pun itu, kuliner ini adalah bukti betapa kaya dan beragamnya budaya makanan di Asia Tenggara.
Dan jika Anda mencari bawang goreng berkualitas tinggi yang tersedia untuk hotel, restoran, kafe, dan UMKM, percayakan pada Nion-Nion!
Dapatkan bawang goreng renyah dengan rasa terbaik hanya di Nion-Nion.
#MakanBarengNion