Kenapa Makanan di Bandara Mahal – Pernah nggak sih kamu lagi transit atau nunggu penerbangan di bandara, terus tiba-tiba lapar dan memutuskan beli makanan? Tapi pas lihat harga di menu, langsung kaget dan mikir, “Kok mahal banget, ya?”
Segelas kopi yang biasanya di kafe biasa cuma Rp25.000, di bandara bisa naik jadi Rp50.000. Makanan yang biasa kamu beli di warung dengan harga Rp30.000, di bandara bisa melonjak jadi Rp100.000. Bahkan, air mineral yang biasanya hanya Rp5.000 di minimarket bisa dijual Rp20.000 di bandara!
Kenapa bisa begitu? Apakah bahan makanannya lebih spesial? Atau ada aturan khusus yang bikin harga makanan di bandara lebih mahal dari biasanya? Nah, daripada penasaran, yuk kita bahas berbagai alasan di balik fenomena ini!
7 Alasan Kenapa Makanan di Bandara Mahal
1. Biaya Sewa Tenant di Bandara Mahal
Salah satu alasan utama kenapa harga makanan di bandara mahal adalah karena biaya sewa tempat yang tinggi. Bandara adalah lokasi yang sangat strategis, dengan ribuan hingga jutaan orang yang berlalu-lalang setiap harinya. Itu sebabnya harga sewa kios atau restoran di dalam bandara jauh lebih mahal dibandingkan tempat lain seperti pusat perbelanjaan atau ruko.
Ada dua sistem sewa yang biasanya diterapkan di bandara:
- Sewa tetap per meter persegi – Harga sewa dihitung berdasarkan luas tempat usaha. Semakin luas, semakin mahal sewanya.
- Sistem bagi hasil (profit sharing) – Pemilik usaha harus membagi sebagian keuntungan mereka dengan pengelola bandara.
Karena biaya sewanya sangat tinggi, otomatis pemilik usaha harus menaikkan harga makanan agar tetap bisa mendapatkan keuntungan.
2. Biaya Operasional di Bandara Jauh Lebih Tinggi
Selain biaya sewa yang mahal, biaya operasional di bandara juga lebih tinggi dibanding restoran biasa. Beberapa faktor yang menyebabkan biaya operasional membengkak antara lain:
- Gaji karyawan lebih tinggi – Bekerja di lingkungan bandara membutuhkan pelatihan khusus, seperti standar keamanan dan pelayanan prima. Oleh karena itu, gaji karyawan di bandara biasanya lebih besar dibanding pekerja di restoran biasa.
- Keamanan super ketat – Semua barang yang masuk ke bandara harus melewati pemeriksaan berlapis-lapis, termasuk bahan makanan. Proses ini membutuhkan waktu dan biaya tambahan.
- Jam operasional panjang – Banyak restoran di bandara harus buka 24 jam untuk melayani penumpang yang datang kapan saja. Biaya listrik, air, dan tenaga kerja otomatis meningkat.
Dengan biaya operasional yang lebih tinggi, harga makanan pun ikut terkerek naik.
3. Ongkos Pengiriman Bahan Makanan ke Bandara Mahal
Pernah kepikiran gimana caranya bahan makanan bisa sampai ke restoran di dalam bandara?
Ternyata, proses pengiriman bahan makanan ke bandara itu lebih ribet dibandingkan restoran biasa. Semua barang yang masuk harus diperiksa dengan ketat oleh pihak keamanan bandara, yang berarti:
- Harus memiliki izin khusus – Pemasok makanan harus punya izin resmi untuk memasukkan barang ke dalam bandara.
- Biaya parkir tinggi – Truk pengiriman yang masuk ke area bandara harus membayar biaya parkir yang lebih mahal dibanding tempat lain.
- Frekuensi pengiriman lebih sering – Karena ruang penyimpanan di dalam bandara terbatas, restoran sering kali harus melakukan restock bahan makanan lebih sering. Semakin sering restock, semakin besar pula biaya pengirimannya.
Biaya tambahan ini akhirnya berkontribusi terhadap naiknya harga makanan yang dijual di bandara.
4. Jumlah Tenant Terbatas, Pilihan Sedikit
Di luar bandara, kita bisa bebas memilih tempat makan sesuai dengan selera dan kantong. Tapi di dalam bandara, pilihan tempat makan jauh lebih terbatas.
Coba deh perhatikan, jumlah restoran dan kios makanan di bandara tidak sebanyak di pusat kota atau mal. Karena pilihan tempat makan terbatas, pemilik usaha nggak perlu bersaing dengan banyak kompetitor. Ini berbeda dengan di luar bandara, di mana restoran harus berkompetisi dalam harga dan promosi untuk menarik pelanggan.
Di bandara, pelanggan “terjebak” dalam situasi ini karena mereka tidak punya banyak pilihan lain selain membeli makanan yang ada, meskipun harganya mahal.
5. Penumpang di Bandara Adalah Captive Market
Captive market adalah istilah dalam bisnis untuk menggambarkan pelanggan yang tidak punya banyak pilihan dan “terpaksa” membeli produk yang ada.
Di bandara, kamu nggak bisa sembarangan keluar masuk setelah melewati area keamanan. Artinya, kalau lapar dan butuh makan, kamu harus membeli makanan yang tersedia di dalam bandara.
Karena faktor ini, restoran di bandara bisa menaikkan harga makanan tanpa takut kehilangan pelanggan. Mereka tahu bahwa penumpang akan tetap membeli makanan meskipun harganya mahal, karena tidak ada alternatif lain.
6. Standar Kebersihan dan Kualitas Lebih Tinggi
Makanan yang dijual di bandara harus memenuhi standar kualitas dan kebersihan yang lebih ketat dibanding restoran biasa.
- Ada regulasi khusus dari pihak bandara – Setiap makanan yang dijual harus melewati pengawasan ketat untuk memastikan kebersihan dan keamanan makanan.
- Proses inspeksi bahan makanan lebih ketat – Semua bahan makanan harus diperiksa sebelum bisa dijual di bandara.
- Penyajian makanan harus higienis – Karena bandara adalah tempat ramai, makanan harus dijaga kebersihannya agar tidak menjadi sumber penyakit.
Dengan standar kualitas yang lebih tinggi, otomatis biaya produksi juga lebih mahal, yang berujung pada harga makanan yang lebih tinggi.
Baca juga: Cara Menyimpan Mie Basah Yang Sangat Dianjurkan Agar Tidak Basi
Harga di Bandara Bisa 2-3 Kali Lipat dari Harga Normal


Sebagai gambaran, berikut perbandingan harga makanan di luar bandara vs di dalam bandara:
Jenis Makanan | Harga di Luar Bandara | Harga di Bandara |
Kopi | Rp25.000 | Rp50.000 |
Nasi Goreng | Rp30.000 | Rp100.000 |
Air Mineral | Rp5.000 | Rp20.000 |
Dari tabel di atas, kita bisa lihat bahwa harga makanan di bandara bisa 2-3 kali lipat dari harga normal.
Baca juga: Makanan Nostalgia, Jadul Tapi Masih Eksis!
Jadi, Sudah Tahukan Alasannya Kenapa?
Setelah membaca semua poin di atas, berikut adalah alasan utama kenapa makanan di bandara mahal:
- Biaya sewa tempat di bandara sangat mahal.
- Biaya operasional tinggi, mulai dari gaji karyawan hingga listrik dan air.
- Ongkos pengiriman bahan makanan ke bandara lebih mahal karena proses keamanan yang ketat.
- Pilihan tempat makan terbatas, sehingga persaingan minim.
- Penumpang di bandara adalah captive market yang tidak punya pilihan lain.
- Makanan di bandara harus memenuhi standar kebersihan dan kualitas yang lebih tinggi.
Jadi, kalau kamu sering bepergian lewat bandara, ada baiknya kamu membawa bekal atau camilan sendiri supaya nggak perlu mengeluarkan uang lebih banyak untuk makanan di bandara. Oh iya, kalau kamu ingin makanan lebih nikmat, coba tambahkan Bawang Goreng Nion-Nion, bawang goreng premium nomor 1 yang sudah terkenal di hotel, restoran, dan kafe-kafe ternama!
Selamat bepergian dan semoga perjalananmu menyenangkan!
Referensi: