Kue Melayu Pakai Bawang Goreng – Pernah terbayang nggak, kue manis dipadukan dengan taburan bawang goreng? Kedengarannya mungkin agak aneh buat sebagian orang, tapi di budaya Melayu, kombinasi ini justru melahirkan sajian yang unik dan lezat.
Namanya kue rasidah, salah satu warisan kuliner khas Melayu yang kini mulai langka. Rasanya manis, gurih, dan memiliki filosofi yang dalam di balik setiap gigitan.
Kue ini bukan sekadar makanan biasa. Dulu, kue rasidah hanya disajikan untuk keluarga kerajaan dalam acara-acara penting. Sekarang, meski sudah bisa dinikmati oleh siapa saja, keberadaannya justru semakin sulit ditemukan.
Penasaran dengan keunikan kue ini? Yuk, kita kenalan lebih dekat dengan rasidah, kue Melayu pakai bawang goreng yang punya cerita menarik di balik rasanya.
Apa Itu Kue Rasidah?

Coba Bawang Goreng di Nion Nion Disini!
Kue rasidah adalah kue tradisional khas Melayu yang terbuat dari campuran tepung terigu, gula, dan air, lalu dimasak hingga mengental.
Ciri khas kue ini terletak pada topping-nya, yaitu bawang goreng yang ditaburkan di atas permukaannya. Perpaduan rasa manis dari adonan kue dengan gurihnya bawang goreng menciptakan sensasi rasa yang unik dan sulit dilupakan.
Selain dikenal dengan nama rasidah, kue ini juga memiliki sebutan lain di beberapa daerah, seperti lasidah atau asidah, tergantung pada wilayahnya. Misalnya, di Tamiang, Deli, Kepulauan Riau, hingga Malaysia, kue ini memiliki variasi nama, tetapi resep dasar dan filosofi di baliknya tetap sama.
Uniknya, kue ini juga sering dihias dalam berbagai bentuk menarik seperti bunga, ikan mas, hingga guci. Tidak heran jika rasidah sering menjadi bagian penting dalam tradisi adat Melayu, terutama pada acara pernikahan, kenduri adat, atau perayaan keagamaan.
Baca Juga : Cara Merebus Mie Lidi Agar Tidak Lengket dan Empuk
Sejarah Singkat Kue Melayu Pakai Bawang Goreng Ini
Kue rasidah bukan hanya sekadar kudapan manis yang enak disantap. Kue ini memiliki sejarah panjang dalam budaya Melayu. Dulu, kue ini dianggap sebagai sajian istimewa yang hanya disuguhkan kepada keluarga kerajaan atau bangsawan. Masyarakat biasa jarang sekali bisa menikmati kue ini kecuali saat ada acara besar seperti pernikahan atau kenduri adat.
Namun, seiring berjalannya waktu, kue rasidah mulai dikenal lebih luas dan bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Meskipun begitu, kue ini tetap mempertahankan statusnya sebagai simbol kemewahan dan tradisi dalam masyarakat Melayu. Bahkan, pada tahun 2010, kue rasidah resmi diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Bahan-Bahan untuk Membuat Kue Rasidah
Salah satu keunikan kue rasidah adalah bahan-bahannya yang sederhana dan mudah ditemukan di dapur. Berikut bahan dasar yang biasanya digunakan:
- 1 gelas tepung terigu
- 1 gelas air
- 5 sendok makan gula pasir
- Sejumput garam untuk menyeimbangkan rasa
- 5 sendok makan minyak samin atau bisa diganti dengan minyak sayur
- 3 sendok makan butter atau margarin untuk rasa lebih gurih
- 3 siung bawang merah, diiris tipis untuk digoreng sebagai taburan
Bahan-bahan ini mungkin terlihat biasa saja, tetapi perpaduannya menciptakan rasa yang luar biasa. Yang paling menarik adalah penggunaan bawang goreng sebagai topping, sesuatu yang jarang ditemukan pada kue manis lainnya.
Baca Juga : Bumbu Makanan Berwarna Hitam Terbuat dari Udang, Petis!
Cara Membuat Kue Rasidah Khas Melayu
Meski kue ini punya nilai sejarah dan filosofi yang tinggi, proses pembuatannya ternyata cukup sederhana. Berikut langkah-langkah untuk membuat kue rasidah yang lezat:
1. Campur Bahan Dasar
Masukkan tepung terigu, air, gula pasir, garam, minyak samin, dan butter ke dalam panci. Aduk rata hingga semua bahan tercampur sempurna.
2. Masak Hingga Mengental
Panaskan campuran di atas api kecil sambil terus diaduk agar tidak gosong. Aduk terus hingga adonan mengental dan mulai menggumpal. Tekstur yang diinginkan adalah kenyal dan lembut.
3. Goreng Bawang Merah
Sementara itu, goreng irisan bawang merah hingga berwarna keemasan. Angkat dan tiriskan. Minyak bekas menggoreng bawang jangan dibuang karena akan digunakan untuk memberi aroma gurih pada adonan kue.
4. Campur Minyak Goreng Bawang ke Adonan
Tambahkan sedikit minyak bekas gorengan bawang ke dalam adonan tepung yang sudah matang. Aduk rata hingga minyak tercampur sempurna.
5. Bentuk dan Dinginkan
Pindahkan adonan ke wadah atau cetakan sesuai selera. Ratakan permukaannya, lalu biarkan dingin hingga mengeras.
6. Taburi Bawang Goreng
Setelah kue dingin, taburi permukaannya dengan bawang goreng. Kamu juga bisa menambahkan parutan keju untuk variasi rasa yang lebih kaya.
Makna Filosofis di Balik Kue Rasidah
Lebih dari sekadar makanan, kue rasidah memiliki makna simbolis yang mendalam dalam budaya Melayu. Kue ini sering dianggap sebagai simbol perdamaian. Filosofi ini berasal dari perpaduan bahan-bahannya yang tampak sederhana namun menghasilkan harmoni rasa yang luar biasa.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa minyak dan air tidak akan pernah bisa bersatu. Namun, dalam kue rasidah, minyak dan air justru bersatu untuk menciptakan adonan yang lembut dan lezat. Hal ini melambangkan bagaimana perbedaan bisa disatukan menjadi sesuatu yang indah dan harmonis.
Selain itu, kue ini juga melambangkan kemewahan dan keberkahan. Karena dulunya hanya disajikan untuk keluarga bangsawan, kue ini sering dikaitkan dengan acara-acara sakral seperti pernikahan atau syukuran sebagai simbol harapan untuk kehidupan yang sejahtera.
Baca Juga : 5 Bakmi Enak Di Tangerang Selatan Konsep Resto Hingga Kios
Kue Rasidah di Berbagai Tradisi Melayu

Coba Bawang Goreng di Nion Nion Disini!
Kue rasidah tidak hanya ditemukan di satu wilayah saja. Di berbagai daerah Melayu, kue ini memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat:
- Di Riau: Kue ini sering disajikan saat acara adat seperti tunangan, pernikahan, hingga kenduri. Menariknya, ada aturan khusus saat memakannya—kue harus dimakan dari bagian bawah terlebih dahulu, karena dianggap lebih sopan.
- Di Medan: Kue rasidah menjadi bagian penting dalam prosesi “makan nasi hadap-hadapan”, sebuah tradisi makan bersama dalam pernikahan adat Melayu.
- Di Malaysia: Kue ini dikenal dengan sebutan asidah dan sering disajikan saat perayaan Hari Raya atau acara keluarga besar.
Mengapa Kue Rasidah Harus Dilestarikan?
Melihat keberadaannya yang semakin langka, kue rasidah adalah bagian dari warisan budaya yang harus dijaga. Bukan hanya karena rasanya yang unik, tetapi juga karena nilai sejarah dan filosofi yang terkandung di dalamnya.
Bayangkan saja, jika suatu hari nanti generasi muda lebih mengenal makanan cepat saji dari luar negeri ketimbang kue tradisional seperti rasidah. Bukankah itu akan menjadi kehilangan besar bagi identitas budaya kita?
Seperti yang dikatakan oleh Siska Hasibuan, seorang pelaku usaha kuliner khas Melayu, kita harus bangga dengan kuliner lokal kita sendiri. “Daerah ini nggak sadar kalau kita butuh kue rasidah ini.
Kebayang nggak sih, kalau suatu saat orang Melayu memestakan anaknya, makanan yang diangkat adalah pizza atau makanan Korea?”
Jadikan Hidanganmu Lebih Istimewa dengan Bawang Goreng Nion-Nion
Kue rasidah mengajarkan kita bahwa harmoni bisa tercipta dari hal-hal sederhana—tepung, gula, air, dan tentu saja, bawang goreng.
Nah, kalau kamu ingin mencoba membuat kue rasidah di rumah atau sekadar menambahkan sentuhan gurih di hidanganmu, pastikan menggunakan bawang goreng dari Nion-Nion.
Bawang goreng Nion-Nion sudah terbukti kualitasnya, digunakan di berbagai hotel, restoran, kafe, hingga UMKM. Aromanya yang wangi dan teksturnya yang renyah akan membuat kue rasidah atau hidangan lainnya semakin istimewa. Selamat mencoba, dan mari kita lestarikan warisan kuliner khas Melayu bersama!
Kunjungi kami melalui Maps ya, sudah pasti sampai kok!